Oleh: Abdul Muin L.O *)
Memproduksi karya jurnalistik itu bermakna ganda, bisa dalam bentuk tulisan/cetak, audio dan atau audiovisual. Dalam bentuk tulisan bisa berarti berita atau artikel di surat kabar/koran atau majalah dan media online.
Uraian ini khusus mengupas karya jurnalistik platform media online yang sedang buming pada era digital ini. Namun, juga identik dengan jurnalistik tulis di platform media cetak seperti koran atau majalah.
Dimulai dari satu defenisi berita yang baik secara normatif. Defenisi berita yang baik secara normatif bisa dimaknai sebagai berita yang isunya (topiknya) aktual, datanya lengkap dan komprehensif, pemaparannya runut, sistemstis dan mengalir, kemudian ditulis dengan kaidah bahasa yang benar, lalu enak dan mudah dicerna audiens.
Mampukah semua karya jurnalistik (baca: berita dan artikel) diproduksi seperti itu? Jawabannya it is impossible. Dengan alasan untuk membuat berita yang komprehensif dari berbagai sudut pandang membutuhkan waktu, energi dan proses yang rumit, apalagi isu aktual secara umum dianggap sifatnya situasional.
Alasan lainnya, di era digital tak bisa dielakkan pers ikut berpacu dengan waktu. Media didukung wartawan dan kru lainnya dituntut untuk menghimpun, mengolah, memproduksi dan mempublikasi berita dengan super cepat.
Kalau mengulur-ulur waktu, media itu akan kalah bersaing bengan media lain yang saat ini menjamur. Karena penikmat berita alias audiens ikut terkontaminasi dengan arus era digital yang doyan informasi yang serba cepat.
Kendati demikian, karya jurnalistik sejatinya adalah sebuah karya seni menulis. Berita atau artikel yang dipublikasi ke khlayak, disadari ataupun tidak disadari audiens sebagai penikmat berita dan informasi dipastikan suka berita yang selain cepat, juga bernilai seni.
Dalam artian, selain cepat, produk jurnalistik juga idealnya berwujud karya seni menulis yang enak dinikmati. Penulis ingin menggunakan istilah sepadan, produk jurnalistik “yang nikmat dinikmati”.
Nah, bagaimana kriteria yang bisa mendukung terciptanya karya jurnalistik yang cepat dan nikmat dinikmati?
Indikator berita dan artikel yang nikmat dinikmati, dalam jurnalistik cetak, istilah klasiknya enak dibaca dan perlu. Menyikapi era digital dalam kerangka jurnalistik online, bila media ingin banyak pengunjungnya di google, rumus sederhanaynya praktis. Meski mewujudkannya, tak semudah membalikkan telapak tangan.
Selain sensitif mengangkat isu aktual, publikasi informasi juga harus extra cepat. Namun, satu hal yang tak patut diabaikan, bahwa berita harus enak dibaca atau disimak sehingga mendorong nurani pembaca merasakan kenikmatan menyimaknya.
Sepuluh Kiat yang Cenderung Mendorong Produk Jurnalistik yang Nikmat Dinikmati
Penulis ingin mengulas selintas tentang seperti apa dan bagaimana kiat-kiat menulis berita yang nikmat dinikmati. Berikut uraiannya.
Tinggalkan Balasan