Satrio Kurniawan, Head of Sales Management SiSeSa Pusat Jakarta. (Foto: Dok. Management SiSeSa)
Indonesian-times.com, MAKASSAR – Produk mukena terkenal di Indonesia merek SiSeSa dipalsu. Oleh karenanya pihak produsen busana muslim tersebut resah dan serius mengusut kasusnya.

Awal mencuatnya kasus ini, mukena original SiSeSa yang selama ini dibandrol dengan harga minimal Rp 2,5 juta per pieces, ternyata muncul di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan dipasarkan dengan harga ‘gila’ (murah -red) hanya Rp700 ribu per pieces.
Kaget dengan munculnya mukena SiSeSa murah, pihak manajemen SiSeSa pun turun langsung dari Jakarta ke Sidrap dan Makassar untuk mengusut dan melakukan penelusuran.
Adalah Head of Sales Management SiSeSa Pusat Jakarta, Satrio Kurniawan yang ditemui kontributor Indonesian-times.com di Sidrap mengungkapkan, dugaan pemalsuan merek SiSeSa ini pertama kali ditemukan di Sidrap.
Head of Sales Management SiSeSa alias Kepala Pemasaran SiSeSa, Satrio Kurniawan menuturkan, seorang penjual berinisial HJR mempromosikan mukena merek SiSeSa di akun Instagram (IG) pribadinya dengan harga murah. Hanya Rp 700 ribu per pieces.
“Dari sana (HJR) diperoleh informasi jika pedagang itu mendapat pasokan SiSeSa mirror dari Makassar. Jadi kami melakukan penelusuran dan pengembangan,” kata Satrio Kurniawan ke media ini di Sidrap, Kamis (20/3-2025).
Atas keterangan dan petunjuk HJR, pihak SiSeSa kemudian melakukan investigasi dan berhasil menemukan distributor berinisial BHR di Jl Perintis Kemerdekaan Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ternyata BHR mengakui menjual mukena SiSeSa mirror seharga Rp450 ribu sampai Rp500 ribu dengan keuntungan Rp 100-150 ribu per pieces (potong).
“Dia (BHR) mengaku menjual mukena SiSeSa mirror seharga Rp450 ribu sampai Rp500 ribu dan mengambil keuntungan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per pieces,” ungkap Satrio.
Distributor di Makassar Akui Dapat Suplai dari Relasinya di Surabaya
Usut punya usut ternyata sesuai pengakuan BHR, ia menjual barang palsu tersebut di olshop (toko online) dan ke downline atau teman maupun kerabatnya. BHR mengaku mendapatkan kiriman barang itu secara online dari temanya berinisial SKM dari Surabaya.
“Dia (BHR) berperan sebagai penjual saja. Infonya dapat kiriman barang dari temannya berinisial SKM yang ada di Medayu, Surabaya, Jawa Timur,” jelas Satrio.
bersambung ….