Sidrap indonesian-times.com — Malam itu, Massepe sedikit ramai. Udara terasa lembut. Di salah satu lokasi, warga sudah berkerumun. Mereka menunggu. Bukan sekadar menunggu orang, tetapi menunggu harapan.
Di tengah-tengah kerumunan, berdiri seorang pria yang mereka kenal betul. Muh Yusuf Dollah, atau biasa mereka panggil Dony. Mantan Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sidrap ini seperti kembali ke rumah.
Warga Sidrap mengenal Dony tidak hanya sebagai eks pemerintah, tapi sosok yang dekat dengan hati mereka. Senyum hangatnya, sapaan ramahnya, membawa nuansa haru. Wajah-wajah penuh antusiasme terlihat di mana-mana.
Ini bukan sekadar kampanye. Ini adalah pertemuan keluarga. Di Kota Pandai Besi, semua orang tahu siapa Dony.
Mereka tahu betapa tangguhnya pria ini, sekeras besi yang ditempa, tapi tetap lembut saat menyapa. Warga Massepe, dengan penuh rasa hormat, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
“Kami datang bukan hanya untuk meminta dukungan,” ucapnya. “Kami datang membawa solusi.”
Dony memperkenalkan Muh Datariansyah, pasangannya. Bersama-sama, mereka membawa bendera DOATA, pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut satu. Namun, malam itu bukan sekadar tentang nomor urut.
Ini tentang apa yang akan mereka bawa untuk Sidrap. Dony tahu, warga menginginkan lebih dari janji kosong.
“Kami akan berikan yang gratis. Bukan cuma sekadar kata,” ucap Dony, mata bercahaya. Warga menyimak, bahkan anak-anak kecil pun menghentikan permainan mereka. Program demi program dilontarkan. Setiap kata serupa alunan lagu, membuat mereka yang mendengar tersentuh.
Tinggalkan Balasan